Judul Buku : Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia
Penulis : M. Zaka Al Farisi, M.Hum
Penerbit : Remaja Rosdakarya, Bandung
Cetakan : I, September 2011
Harga : Rp 47, 500/-
Tebal : 256 halaman
Peresensi : Ahmad Fatoni*)
Dipublikasikan oleh Hidayatullah
MENERJEMAHKAN sebuah teks bukanlah
semata-mata pesoalan mengalihkan kata demi kata dari bahasa sumber ke
bahasa target. Menerjemahkan berarti menghadirkan pesan secara
ekuivalen. Sebab ada amanat yang harus disampaikan kepada pembaca. Tugas
ini tentu tidak mudah. Alih-alih menyampaikan amanat, yang terjadi
malah tindak khianat. Itu kalau pesan tidak tersampaikan secara akurat.
Esensi penerjemahan sesungguhnya menyampaikan amanat (gagasan,
pemikiran, perasaan) dari bahasa sumber ke bahasa target secara utuh,
baik bentuk maupun makna kepada pembaca. Jangan sampai pembaca teks
terjemahan menerima amanat sepotong-sepotong, sehingga menimbulkan
kesalahpahaman. Terlebih terjemahan dari bahasa Arab ke bahasa Indonesia
yang berkenaan langsung dengan khazanah keislaman. Jika terjemahannya
berkualitas buruk bisa berakibat fatal.
Memang tak dapat dimungkiri, setiap bahasa memiliki keunikannya
masing-masing dengan fitur-fitur budaya yang menyertainya. Keunikan
inilah yang menyebabkan sesuatu menjadi muskil dalam menghasilkan
terjemahan yang ideal. Celakanya lagi, upaya menghadirkan terjemahan
yang bermutu terkadang harus “memerkosa” struktur dan kultur satu
bahasa. Akibatnya, teks terjemahan yang dihasilkan banyak dipandang
sebagai “anak haram” yang sulit diterima khalayak.
Kiranya itulah hajat buku Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia ini
diterbitkan agar penerjemah dapat bertindak cermat. Dalam hal ini aspek
makna harus menjadi prioritas utama, setelah itu barulah aspek gaya
bahasa. Makna adalah aspek terdalam yang ada dalam bahasa. Makna inilah
sebetulnya yang menjadi acuaan setiap terjemahan.
Selain itu penulis juga menegaskan, penerjemahan (dari bahasa Arab ke
bahasa Indonesia, misalnya) bukan sekedar pesoalan bahasa, tetapi juga
menyangkut masalah budaya. Karena itu, penerjemah sejatinya adalah
seorang bilingual sekaligus bikultural.
Sebab teks sumber dan teks target memilki warna budaya dan bahasa
yang berlainan. Penguasaan aspek-aspek linguistik, seperti morfologi,
sintaksis, leksikon, senyatanya ditunjang dengan pemahaman budaya yang
baik.
Penerjemah yang tidak menyelami sosio-kultural bangsa Arab akan
menjadi problem tersendiri. Banyak ungkapan-ungkapan, istilah-istilah,
dan nama-nama benda yang terdapat dalam bahasa Arab tidak mudah
dipahami. Sekadar contoh, ungkapan: “qabla ar-rima’ tumla’u al-kanain”.
Terjemahan harfiyahnya adalah “sebelum memanah, penuhi dulu tempat anak
panah.” Peribahasa ini dalam bahasa Indonesia bisa dimaknai dengan
peribahasa “sedia payung sebelum hujan.”
Peribahasa tersebut berkaitan dengan latar belakang sosio-kultural
orang Arab dahulu yang sering mengadakan perang. Sedang bangsa Indonesia
sering mengalami musim hujan. Pengetahuan penerjemah seputar
sosio-kultural jazirah dipandang penting agar dapat mempercepat
pemahaman pembaca ketika membaca hasil terjemahnnya.
Kegagalan penerjemah biasanya disebabkan ketidaktahuannya dalam
menangkap makna dari teks sumber. Boleh jadi ia bisa menangkap makna,
tetapi keliru menyampaikan makna tersebut ke dalam bahasa target. Jika
demikian, seorang penerjemah dianggap telah berkhianat. Karena itu,
terjemahan yang buruk, terlebih dari dari bahasa Arab ke bahasa
Indonesia, tidak hanya penerjemahnya yang tersesat, tapi juga
menyesatkan banyak orang.
Akhir kata, upaya menghasilkan terjemahan yang baik idealnya
mencerminkan tiga sisi kualitas, yaitu keakuratan, kejelasan, dan
kewajaran. Akurat artinya terjemahan harus mengungkap amanat teks sumber
secara utuh; jelas berarti mudah dipahami pembaca; dan maksud wajar di
sini ialah mempuyai kesan alamiah, sehingga sebuah terjemahan tak terasa
sebagai terjemahan.
Secara praktis buku ini akan memandu pembaca bagaimana mendalami
strategi, metode, prosedur, dan teknik penerjemahan yang tepat. Buku
setebal 256 halaman ini layak dijadikan rujukan terutama bagi para
(calon) penerjemah Arab-Indonesia hingga karya terjemahan yang
dihasilkan dapat menyampaikan makna bahasa target yang paling dekat
dengan makna dari bahasa sumbernya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
-
Ahmad Fatoni , kelahiran Surabaya, alumni Sastra Arab dari International Islamic University Islamabad Pakistan . Beberapa karya tulis; cerpe...
-
Author: Mien Ahmad Rifai Judul Buku: Manusia Madura: Pembawaan, Perilaku, Etos Kerja, Penampilan, dan Pandangan Hidupnya seperti yang Dic...
-
Judul Buku : Pendidikan Karakter Ajaran Tuhan Editor : Prof. Dr. Ahmad Tafsir Penerbit : ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar